PKC telah menutup secara paksa sekolah-sekolah yang ternyata memiliki izin tesmi dari pemerintah setempat dan menangkap warga muslim yang tidak bersalah tanpa alasan yang jelas.
Rezim Partai Komunis Cina (PKC) mengeluarkan surat keputusan pelarangan terhadap aktivitas keagamaan yang ilegal. Berbagai macam aktivitas dan gedung sekolah berbasis Islam pun menjadi sasaran rezim PKC. Mereka menilai sebagian besar sekolah Islam di Kota Hotan tidak memiliki izin pemerintah setempat.
Kontan saja, sebanyak tujuh sekolah agama ditutup secara paksa. Tak hanya itu, rezim PKC juga merampas berbagai macam perlengkapan lembaga yang dinilai ilegal. Seperti buku, file, compact disk, dan rekaman audio.
Seperti yang diberitakan Xinhua News Agency, kantor berita resmi RRC, awal bulan ini. PKC sengaja mengeluarkan peraturan tersebut untuk mencegah terjadinya serangan teroris.
Namun, langkah yang dilakukan PKC terhadap Muslim Uighurs yang tinggal di Provinsi Xinjiang, dinilai sangat merugikan. Karena pada kenyataannya, penutupan berbagai lembaga yang dinilai ilegal, jauh diluar wewenangnya.
PKC telah menutup secara paksa sekolah-sekolah yang ternyata memiliki izin resmi dari pemerintah setempat dan menangkap warga muslim yang tidak bersalah tanpa alasan yang jelas.
Menurut juru bicara Kongres Uighurs Dunia, Dilxat Raxit, pasukan tentara dan polisi Cina telah menciptakan ketakutan. Rezim Cina telah menutup paksa sekolah-sekolah Islam dan menggeledah rumah-rumah penduduk di Kota Hotan pada malam hari.
Bahkan masyarakat muslim yang tinggal di wilayah Jalan Sutera Kota Hotan yang umumnya adalah etnis Uighurs itu berada dalam tekanan dan intimidasi rezim PKC. Selain dilarang melaksanakan aktivitas keagamaan, muslim di wilayah itu juga kerap dituduh dan dicurigai sebagai teroris.
Umat muslim Cina menilai keputusan pemerintah Cina sangat diskriminatif. Berkali-kali mereka mengeluarkan peraturan yang dinilai sarat dengan pendiskriminasian.
Sebelumnya, umat muslim Hotan Cina dilarang menggunakan jilbab. Sejak 2008 lalu, sekitar 1.300 muslim Uighurs yang mengenakan jilbab ditangkap rezim Cina. Bahkan, 17 orang di antaranya dijebloskan ke penjara Guantanamo.
Lebih tragis, otoritas PKC juga berupaya mengusir dan memusnahkan identitas dan budaya Muslim Uighurs yang tinggal di Kashgar. Dengan alasan terlalu padat penduduk yang telah dihuni sekitar 220 ribu jiwa. SL dari berbagai sumber (Majalah ALkisah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar