Sang Walikota pun Memeluk Islam
Setelah bertahun-tahun merenung, ia menemukan kebenaran Islam. Reaksi pun bermunculan, tapi ia tetap tabah pada pendiriannya.
Untuk pertama kalinya selama 176 tahun, Kotamadya Macon, Georgia, Amerika Serikat, memiliki walikota berkulit hitam. Bahkan dalam pemilihan kedua, dia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua kali. Dia adalah Clearence Jack Ellis, 46 tahun, kelahiran kota Macon.
Sudah beberapa tahun ia merenungkan kebenaran agama Nasrani yang dipeluknya sejak lahir. Dan ketika Islam selalu dideskreditkan oleh sebagian warga AS –terutama sejak penyerangan terhadap WTC di New York pada 2001 silam– ia pun semakin penasaran.
Diam-diam ia membeli sebuah kitab suci Al-Quran terjemahan dalam bahasa Inggris dan mengkajinya. Setelah bertahun-tahun mempelajari dengan tekun dan jiwa bersih tanpa prasangka, hatinya tergugah. Ia menilai bahwa ajaran Islam jauh lebih logis. Terutama ajaran tentang tauhid, di mana Islam meyakini bahwa Tuhan adalah tunggal yaitu Allah SWT, berbeda dengan konsep trinitas dalam Nasrani.
Setelah berfikir cukup lama, ia memutuskan untuk memeluk Islam dengan mantap dan yakin. Maka, pada suatu hari di bulan Desember 2007, ia pun mengucapkan dua kalimah syahadah dengan bimbingan seorang imam masjid asal Senegal, Afrika Barat. Merasa bahwa ia adalah seorang pejabat publik, ia pun mengumumkan keisklamannya kepada warga kota Macon.
“Meskipun ini keputusan yang sangat personal, namun sebagai seorang walikota saya sadar betul, bahwa kehidupan saya akan menjadi sorotan publik. Karena itu mereka berhak tahu apa yang terjadi dengan saya. Saya sangat yakin, bahkan bangga, untuk menyatakan keimanan baru saya sebagai seorang muslim,” katanya mantap.
Namanya pun berganti menjadi Hakim Mansour. Namun, atas permintaan kedua puterinya, ia tetap menggunakan nama keluarga “Ellis” dibelakang nama barunya itu. Dan untuk melegalkan nama barunya itu, ia punn meresmikannya secara hukum, mesti banyak prosedur yang harus ia lakukan.
Sejak itu ayah lima anak itu mulai membiasakan diri menjalankan syariat Islam secara benar, seperti menunaikan shalat lima waktu tepat pada waktunya. Dan di sela-sela aktivitasnya yang padat sebagai walikota, ia menyempatkan diri mengunjungi Islamic Center di Bloomfield Road, Macon, untuk mengikuti berbagai kegiatan dan dakwah Islam.
Tapi, keputusan Ellis ternyata mendapat reaksi, sementara kemuslimannya menjadi berita utama di berbagai koran di AS. Maklum, ia kan seorang pejabat publik. Apalagi kota Macon dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas umat Nasrani di Negara Bagian Georgia. Bukan hanya itu, sebuah kelompok Kristen fundamentalis AS sempat menggelar jumpa pers untuk menuntutnya mengundurkan diri sebagai walikota.
Namun, Hakim Mansour Ellis tak bergeming sedikit pun. “Dengan memeluk Islam, saya merasa seperti terlahir kembali. Itu yang selama ini tak pernah saya rasakan sebelumnya. Jiwa saya menjadi sangat tenteram. Setelah bertahun-tahun merenung mencari hakikat kebenaran, saya menemukan kebenaran dalam Islam. Saya yakin Muhammad SAW adalah nabi terakhir,” katanya menjawab pertanyaan pers.
Dan sebagai muslim, sarjana bidang seni dari St. Leo College (Florida) itu tetap bekerja secara profesional, bahkan semakin bersemangat untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya. Selama menjabat sebagai Walikota Macon, ia dinilai oleh para pengamat politik Georgia telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kotanya. Misalnya, membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, menyusun program pengarahan, penyuluhan usai sekolah, serta program sosial untuk mengurangi tingkat kriminalitas. SEL, dari berbagai sumber.
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar